7 Makanan yang Merusak Otak
Otak merupakan salah satu organ terpenting yang harus kita jaga dari waktu ke waktu. Organ ini memiliki banyak sekali tugas dalam menjaga agar tubuh kita tetap bekerja dengan baik, seperti membuat jantung tetap berdetak, paru-paru tetap bernafas, dan semua sistem dalam tubuh kita tetap berfungsi dengan baik.
Tetapi sayangnya, seringkali kita selalu merusaknya dengan asupan makanan yang kurang baik bagi tubuh. Bahkan tanpa kita sadari, terdapat beberapa jenis makanan yang bisa mempengaruhi otak secara langsung dan mendatangkan resiko berbahaya di kemudian hari.
Salah satu penyakit berbahaya terkait otak tersebut adalah demensia dan Alzheimer. Sayangnya, diperkirakan bahwa penyakit otak yang satu ini bisa mendera lebih dari 65 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030.
Jadi, agar kita tidak termasuk ke dalam salah satu orang yang terkena, pastikan kita senantiasa menghindari atau mengurangi beberapa makanan yang dapat merusak otak secara langsung.
Adapun makanan yang buruk bagi otak sudah kami paparkan di bawah ini secara lengkap.
1. Minuman Bergula
Soda dan softdrink yang dingin memang akan terasa lebih nikmat saat diminum di tengah terik matahari. Tapi tahukah kamu jika minuman ini cenderung tidak baik bagi kesehatan tubuh dan otak? Pasalnya, kedua jenis cairan ini pasti mengandung gula dengan kadar yang tak wajar.
Para peneliti yang menggunakan data dari Framingham Heart Study (FHS) sendiri juga telah menemukan bahwa orang yang doyan minum minuman manis cenderung memiliki ingatan yang lebih buruk, volume otak yang lebih kecil, dan hipokampus yang lebih menyusut.
Padahal, bagian otak yang bernama hipokampus tersebut sangatlah berperan penting terhadap pembelajaran dan memori.
Sementara di saat yang bersamaan, minuman ringan juga dapat memberikan efek samping seperti peningkatan glutathione-6-dehydrogenase, GABA, glutamat, serta perubahan dopamin dalam gelombang otak pada EEG. Secara sederhananya, kondisi ini bisa meningkatkan resiko seseorang terkena stroke dan demensia.
Jadi, alangkah baiknya jika kita senantiasa menghindari atau mengurangi asupan bersoda setidaknya hingga 1 porsi per bulan. Pastikan juga untuk mengonsumsi kopi tanpa gula berlebih, apalagi jus buah yang dicampur dengan pemanis buatan.
2. Makanan Sumber Merkuri
Ikan dan seafood memang bisa memberikan kita nutrisi penting untuk otak, salah satunya adalah vitamin D dan asam lemak omega-3. Tetapi pemilihan makanan laut ini juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pasalnya, beberapa jenis seafood sangatlah tinggi akan kandungan merkuri dalam tubuhnya.
Terutama bagi anak-anak, otak mereka akan mengalami kerusakan parah dan permanen setelah terpapar merkuri akibat hilangnya neuron di otak kecil dan di seluruh korteks serebral. Bahkan sudah ada kasus di mana anak-anak meninggal setelah terjadinya paparan racun logam tersebut.
Ditambah lagi, merkuri bisa mempengaruhi perkembangan otak dengan cara mencegah neuron menemukan tempat yang tepat di otak kita.
Merkuri sendiri memang bisa dihilangkan oleh tubuh kita secara alami dalam kurun waktu antara 30 hingga 60 hari. Akan tetapi, jika ia mengendap di otak, maka logam tersebut akan tetap bersarang hingga 20 tahun lamanya.
Artinya, kita bisa mengalami beberapa gejala dalam kurun waktu yang lama. Misalnya, adanya perubahan pada sistem saraf pusat, berpotensi mengakibatkan iritabilitas, kelelahan, perubahan perilaku, tremor, sakit kepala, gangguan pendengaran dan kognitif, disartria, inkoordinasi, halusinasi, bahkan hingga kematian.
3. Karbohidrat Terproses
Karbohidrat tentunya tidak diciptakan setara. Ada diantaranya yang baik bagi tubuh, dan ada pula yang merusak otak dalam jangka panjang. Seperti misalnya, sejenis karbohidrat rafinasi yang bisa melonjakkan gula dalam darah sehingga memicu munculnya kabut otak (brain fog) sebagai efek sampingnya.
Brain fog atau kabut otak sendiri sebenarnya bukanlah sejenis penyakit. Akan tetapi hanya sebuah istilah yang menggambarkan perasaan bingung, pikiran tak menentu, sulit untuk fokus, dan sulit mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran kita ke dalam kata-kata.
Beberapa jenis makanan yang termasuk ke dalam sumber karbohidrat terproses ini diataranya roti putih, pizza, pasta, kue kering, tepung putih, nasi putih, makanan manis, dan beberapa sereal tertentu.
Parahnya, orang Indonesia banyak dan doyan mengonsumsi nasi putih, karena selain rasanya yang lebih ramah di mulut, juga memiliki harga yang jauh lebih murah. Padahal, jenis beras coklat atau beras merah jauh lebih menyehatkan.
4. Minuman Beralkohol
Alkohol bahkan memiliki efek yang begitu besar pada struktur kompleks di otak kita. Zat ini akan memblokir sinyal kimiawi antara sel-sel otak (yang disebut sebagai neuron), sehingga mengarah pada gejala umum keracunan, termasuk perilaku impulsif, ucapan tidak jelas, ingatan yang buruk, serta refleks yang melambat. Orang kita lebih mengenal keracunan tersebut dengan istilah “mabuk”.
Seiring dengan berjalannya waktu, konsumsi alkohol yang berlebihan akan merusak otak dan hati dalam jangka panjang atau bahkan permanen. Saat itu terjadi, maka berbagai macam penyakit otak bisa saja bermunculan, salah satunya adalah demensia.
5. Lemak Trans
Otak kita memang membutuhkan lemak dalam makanan agar bisa berfungsi dengan baik. Namun sama halnya seperti karbohidrat, jenis lemak pun tidak boleh dipilih secara sembarangan. Pasalnya, terdapat sebuah jenis lemak yang bisa memberikan efek negatif terhadap otak, yaitu lemak trans.
Penelitian bahkan telah menemukan bahwa kadar lemak trans yang tinggi dalam tubuh bisa mengurangi produksi serotonin di otak, sehingga bisa memicu munculnya depresi yang mempengaruhi daya ingat.
Dengan begitu, pastikan kamu mendapatkan asupan lemak sehat seperti omega-3 karena sudah terbukti mampu mendukung daya belajar dan memori otak menjadi lebih jauh lagi. Faktanya, otak kita terdiri dari 70% lemak, sehingga mendapatkan asupan lemak sehat menjadi salah satu kewajiban kita dalam menjaganya setiap hari.
6. Aspartame
Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa minuman manis yang menggunakan gula tambahan saja sudah bisa memberikan dampak negatif pada otak, apalagi jenis pemanis buatan bernama aspartame.
Konsumsi aspartame sendiri bisa meningkatkan kadar fenilalanin dan asam aspartat di otak kita. Kedua senyawa ini dapat menghambat sintesis dan pelepasan neurotransmitter, dopamin, norepinefrin, dan serotonin. Untuk alasan inilah, asupan aspartame berlebih telah terkait dengan patogenesis gangguan mental tertentu.
Bahkan menurut sebuah penelitian baru-baru ini mengonfirmasi bahwa aspartame ternyata masuk ke dalam agen karsinogenik multipotensial. Efeknya tersebut tentunya bisa meningkatkan resiko kita terkena berbagai macam gangguan medis termasuk limfoma, leukemia, tumor saluran kemih, dan tumor neurologis, bahkan dengan dosis kecil sekalipun.
7. Makanan Terproses
Sudah tak bisa dielakkan lagi jika makanan terproses pasti memuat gula, lemak trans, dan garam tambahan – yang mana semuanya sangat buruk bagi kesehatan otak dan jantung kita. Parahnya, makanan ini juga sangat rendah nutrisi sehingga akan menjadi serangan ganda bagi tubuh kita jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar.
Para ahli kesehatan dan peneliti sendiri sudah menghitung bahwa asupan 25 gram daging olahan per hari telah terkait dengan peningkatan resiko demensia hingga sebesar 44%. Serta bagi mereka yang sudah menderita demensia, makanan olahan ini bisa meningkatkan penyakit otak berkembang menjadi Alzheimer hingga 52%.