Konstipasi atau sembelit memang sudah menjadi salah satu gangguan perut yang paling umum mendera banyak orang, terlebih lagi pola makan di zaman modern saat ini. Gaya hidup tertentu juga tentunya dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan kita secara langsung.
Konstipasi sendiri biasanya ditandai dengan sulitnya atau jarangnya BAB. Jika kamu hanya BAB kurang dari 3 kali dalam satu minggu ini, maka kondisi tersebut sudah bisa disebut sebagai sembelit.
Ditambah lagi jika gejala konstipasi tersebut disertai dengan sakit perut, kram, atau tidak bisa buang angin dan terjadi secara tiba-tiba, segera periksakan diri ke dokter. Karena mungkin saja ada masalah lain yang menungganginya.
Jika tidak, maka perubahan pola makan dan gaya hidup saja sudah bisa membantu mengatasi sembelit yang membandel.
9 Penyebab Penyakit Konstipasi
Lantas, apa sajakah sih hal-hal yang bisa membuat kita terkena gangguan pencernaan yang satu ini? Tanpa berlama-lama lagi, berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit konstipasi.
1. Jarang Makan Serat
Salah satu penyebab utama seseorang seringkali terkena konstipasi adalah malas mengonsumsi sayuran atau buah-buahan yang mengandung serat. Padahal, serat larut bertugas dalam menghasilkan kotoran yang mudah untuk dikeluarkan, sementara serat tak larut bisa membantu mempercepat penyimpanan kotoran di dalam saluran pencernaan kita.
Jika kamu akhir-akhir jarang makan sayuran dan buah-buahan dan kebetulan mengalami konstipasi, maka meningkatkan asupan makanan tersebut bisa menjadi pengobatan terbaik yang bisa kamu lakukan.
2. Jarang Berolahraga
Gaya hidup mager dan rebahan juga tentunya bisa membuat kita terkena konstipasi, sekalipun rajin makan sayuran dan buah-buahan. Pasalnya, aktivitas fisik sangatlah berperan penting dalam mengatur kontraksi otot normal di dinding usus, sehingga bisa menggerakan feses di dalam perut secara lebih alami tanpa efek samping.
Jadi tak heran jika orang sakit yang rentang geraknya terbatas seringkali mengalami konstipasi sebagai salah satu bagian dari penyakit mereka. Tetapi dokter biasanya akan meresepkan obat sembelit khusus bagi mereka yang tetap terbaring di tempat tidur. Namun tepat aktif secara fisik tentunya lebih baik untuk selalu kamu lakukan.
3. Kehamilan
Peningkatan hormon progesteron selama masa kehamilan cenderung bisa menyebabkan otot-otot di tubuh menjadi lebih rileks, sehingga otot usus pun akan terkena dampaknya. Ketika usus bergerak melambat, maka konstipasi pun tak akan bisa kamu hindari.
Untungnya terdapat 3 cara untuk mengatasinya, diantaranya:
- Minum banyak cairan. Air putih adalah pilihan terbaik karena terbebas dari gula tambahan dan zat berbahaya lainnya.
- Rajin berolahraga. Tentunya harus disesuaikan pula dengan status kehamilan kamu. Terdapat banyak sekali jenis olahraga yang bisa dijalani oleh para ibu hamil.
- Sertakan banyak serat dalam makanan.
4. Stres
Gangguan mental juga ternyata sangatlah memainkan peran penting terhadap kesehatan saluran pencernaan kita. Misalnya, jika kita mengalami stres berkepanjangan dan kronis, maka gejala sakit perut dan sembelit pasti kamu rasakan.
Stres juga bisa menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, sehingga bisa memperparah kondisi yang sudah ada.
Kondisi stres tentunya bisa disebabkan oleh berbagai macam sebab. Misalnya, depresi, kecemasan, hingga menempati tempat tinggal baru.
5. Faktor Usia
Prevalensi penyakit konstipasi cenderung meningkat drastis dengan seiring bertambahnya usia kita, dan mempengaruhi hampir 1 dari 2 orang tua di atas usia 80 tahun. Tentu saja, konstipasi bisa begitu berbahaya jika terjadi pada orang tua.
Dengan bertambahnya usia, maka proses pencernaan kita cenderung akan melambat sehingga menyebabkan makanan bergerak lebih lambat melalui usus besar. Pola pergerakan yang melambat tersebut juga bisa menyerap banyak air dari makanan lainnya, sehingga akan semakin sulit untuk dikeluarkan.
6. Jenis Kelamin
Kaum wanita lebih rentan terkena konstipasi dibandingkan dengan kaum Adam. Pasalnya, wanita lebih sering menghadapi beberapa periode dan siklus penting dalam hidupnya, seperti kehamilan, datang bulan, dan menopause.
Turunnya hormon tertentu seperti estrogen dan progesteron juga bisa menjadi biang keladinya. Padahal, hormon-hormon ini mempengaruhi banyak area di tubuh kita, termasuk saluran pencernaan. Akibat penurunan hormon ini, banyak sekali wanita yang sudah memasuki masa menopause cenderung mengalami sembelit.
7. Dehidrasi
Kekurangan mendapatkan cairan juga merupakan salah satu penyebab umum dari konstipasi. Ini karena usus kita tidak dapat menambahkan cukup cairan ke dalam feses, sehingga membuatnya menjadi lebih keras, kering, dan menggumpal.
Dengan meningkatkan kembali asupan cairan kamu, maka usus dapat melunakkan tinja yang tersimpan secara lebih alami. Jika tidak sembuh, pastikan tambahkan perasaan jeruk lemon untuk hasil yang lebih baik. Jika tetap tidak mengalami perubahan, maka sudah saatnya kamu memeriksakan diri ke dokter.
8. Obat Tertentu
Saat kita terserang penyakit, seringkali kita harus mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Tetapi sayangnya, obat-obatan seringkali mendatangkan beberapa efek samping sebagai akibat tubuh kita bereaksi dengan zat kimia yang ada di dalamnya.
Beberapa jenis obat-obatan yang paling terkenal penyebab sembelit diantaranya clozapine, opioid, antidepresan, obat hipertensi, dan tablet zat besi.
Sebut saja opioid yang dapat menghambat pengosongan lambung dan menurunkan gerakan peristaltik di saluran pencernaan kita, demi meningkatkan penyerapab obat dan cairan. Tetapi sebagai efeknya, kekurangan cairan di usus bisa menyebabkan pengerasan tinja sehingga memicu konstipasi.
9. Menderita Penyakit Tertentu
Pada kasus yang lebih parah, konstipasi kamu biasanya disebabkan oleh beberapa penyakit yang tidak boleh dianggap enteng. Bisa dibilang konstipasi itu sendiri merupakan gejala dari gangguan medis yang tengah kamu derita saat ini.
Adapun penyakit-penyakit yang bisa memicu konstipasi diantaranya:
- Fisura Ani. Luka atau sobekan kecil di kulit sekitar anus.
- Obstruksi usus. Penyumbatan di usus.
- Kanker usus besar.
- Striktur usus. Penyempitan usus besar.
- Kanker perut yang menekan usus besar
- Kanker rektal
- Rektotel. Tonjolan rektum melalui dinding belakang miss V pada wanita.
- Neuropati otonom. Kerusakan saraf yang mengontrol fungsi tubuh.
- Sklerosis ganda
- Parkinson
- Cedera saraf tulang belakang
- Stroke
- Anismus. Ketidakmampuan untuk mengendurkan otot panggul, sehingga sulit untuk buang air besar.
- Disinergia. Otot panggul yang tidak mampu mengkoordinasikan relaksasi dan kontraksi dengan benar.
- Diabetes.
- Gangguan tiroid. Bisa berupa hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
Untungnya, konstipasi merupakan jenis penyakit yang tidak membahayakan jiwa. Hanya saja, gejalanya tersebut bisa mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Terdapat pula pencegahan yang bisa kamu lakukan, salah satu yang paling umum dilakukan adalah dengan mendapatkan asupan cairan yang cukup, meningkatkan diet tinggi serat, dan rajin berolahraga.
Bagi kamu yang menderita salah satu penyakit di atas, pastikan untuk senantiasa mengobatinya agar konstipasi bisa kamu cegah. Bicarakan dengan dokter jika obat-obatan yang kamu konsumsi cenderung memicu konstipasi, agar mendapatkan pengobatan alternatif yang tidak menimbulkan sembelit dalam jangka panjang.